Dalam konteks skalabilitas, arsitektur stateless mengacu pada paradigma desain perangkat lunak di mana komponen sisi server dari sistem terdistribusi tidak memelihara informasi spesifik klien (keadaan) antara permintaan dari klien (seperti halaman web, aplikasi seluler, atau API klien). Sebaliknya, setiap permintaan klien menyertakan semua informasi yang diperlukan untuk memproses permintaan tersebut. Dengan mengadopsi prinsip desain ini, aplikasi dapat mencapai peningkatan skalabilitas horizontal, karena memungkinkan aplikasi menangani peningkatan beban permintaan dari pengguna hanya dengan menerapkan lebih banyak instance komponen sistem tanpa perlu mengelola pembagian data stateful di seluruh instance.
Keuntungan utama arsitektur stateless adalah membantu menyederhanakan desain sistem secara keseluruhan, karena pengembang tidak perlu khawatir tentang sinkronisasi data stateful antara beberapa server untuk memastikan konsistensi dan koherensi data. Penyederhanaan ini membantu mengurangi overhead pengelolaan data terkait sesi, yang dapat menghasilkan peningkatan kinerja dan pengurangan pemanfaatan sumber daya di sisi server.
Keuntungan lainnya adalah layanan tanpa kewarganegaraan lebih tahan terhadap kegagalan. Karena setiap permintaan berisi semua informasi yang diperlukan, server stateless dapat merespons permintaan bahkan ketika server lain gagal. Hal ini memungkinkan peningkatan kemampuan failover, karena klien dapat secara transparan beralih ke server alternatif tanpa kehilangan fungsionalitas atau data.
Arsitektur stateless sangat relevan dalam pengembangan aplikasi berbasis cloud modern saat ini, di mana layanan stateless dapat dengan mudah diterapkan dan diskalakan pada layanan infrastruktur cloud, seperti platform orkestrasi container seperti Kubernetes, atau platform komputasi tanpa server seperti AWS Lambda atau Google Cloud Functions. Dengan memanfaatkan kemampuan platform ini untuk memenuhi permintaan beban yang meningkat, perancang sistem dapat menghilangkan sebagian besar kompleksitas operasional yang terkait dengan penskalaan dan pengelolaan aplikasi stateful.
Namun, arsitektur stateless bukannya tanpa tantangan. Dalam beberapa kasus, penerapan pendekatan stateless mungkin memerlukan perubahan signifikan pada model data aplikasi, serta memikirkan kembali cara aplikasi memproses dan menyimpan data untuk memastikan bahwa tidak ada data stateful yang disimpan di sisi server. Selain itu, arsitektur stateless terkadang dapat mengakibatkan peningkatan latensi untuk jenis permintaan tertentu, karena klien mungkin perlu mengirim ulang seluruh status setiap kali berinteraksi dengan server. Untuk memitigasi hal ini, pengembang dapat menggunakan berbagai teknik pengoptimalan, seperti menyimpan data yang umum digunakan dalam cache atau memanfaatkan jaringan pengiriman konten (CDN).
Dalam konteks platform no-code AppMaster, arsitektur stateless memainkan peran penting dalam memungkinkan pengembangan dan penerapan aplikasi backend, web, dan seluler yang dapat diskalakan. Dengan AppMaster, pelanggan dapat secara visual membuat model data, logika bisnis, REST API, dan Titik Akhir WSS untuk aplikasi mereka, yang dihasilkan dengan teknologi modern dan tanpa kewarganegaraan seperti Go (Golang), Vue3, Kotlin, dan Jetpack Compose untuk Android, SwiftUI untuk iOS, dan containerisasi dengan Docker. Hal ini memungkinkan klien dari semua ukuran dengan cepat membangun dan menskalakan aplikasi mereka untuk menangani peningkatan kebutuhan beban sekaligus meminimalkan biaya dan utang teknis.
Sebagai contoh, bayangkan platform e-niaga tanpa kewarganegaraan yang dibangun dengan AppMaster. Saat pelanggan menambahkan item ke keranjang belanjanya dan kemudian melakukan check out, seluruh status keranjang belanja harus dikirim ke server untuk diproses. Daripada menyimpan keranjang di server, klien mempertahankan status keranjang dan mengirimkannya pada setiap permintaan. Jika sistem perlu melakukan penskalaan, lebih banyak instans server dapat ditambahkan untuk menangani permintaan tambahan tanpa harus mengoordinasikan statusnya. Hal ini membuat platform e-commerce mudah untuk ditingkatkan, tahan terhadap kegagalan, dan mudah beradaptasi dengan penerapan berbasis cloud.
Kesimpulannya, arsitektur stateless menawarkan cara yang kuat, fleksibel, dan terukur untuk merancang dan mengembangkan aplikasi modern. Dengan menghilangkan kebutuhan akan manajemen status sisi server, pengembang dapat membangun sistem yang tidak terlalu rumit, lebih tangguh, dan lebih mudah beradaptasi dengan berbagai model penerapan, khususnya di lingkungan berbasis cloud. Platform no-code AppMaster mendukung arsitektur stateless, memungkinkan pelanggan dengan cepat dan efektif membangun aplikasi yang dapat diskalakan untuk berbagai kasus penggunaan.