REST, atau Representational State Transfer, adalah gaya arsitektur untuk merancang aplikasi yang digabungkan secara longgar melalui internet. Ini pertama kali diperkenalkan oleh Roy Fielding dalam disertasi doktoralnya pada tahun 2000 sebagai sarana untuk membangun sistem terdistribusi yang terukur. Sejak itu, REST telah menjadi salah satu paradigma dominan untuk mengimplementasikan aplikasi jaringan, khususnya layanan web dan API.
Pada intinya, REST bergantung pada serangkaian batasan yang mendorong cara standar dalam merancang aplikasi menggunakan komunikasi tanpa kewarganegaraan. Kendala tersebut adalah:
- Arsitektur Client-Server: pemisahan perhatian yang jelas antara klien dan server, di mana klien berkaitan dengan antarmuka pengguna, dan server mengurus pemrosesan dan penyimpanan data. Pemisahan ini memungkinkan evolusi independen komponen klien dan server.
- Komunikasi tanpa kewarganegaraan: setiap permintaan dari klien ke server harus berisi semua informasi yang diperlukan untuk memahami dan memproses permintaan tersebut, karena server tidak menyimpan pengetahuan apa pun tentang status klien di antara permintaan. Hal ini memungkinkan skalabilitas yang lebih baik dan implementasi server yang disederhanakan.
- Respons yang dapat di-cache: server dapat menandai responsnya sebagai dapat di-cache, sehingga klien dan perantara dapat menyimpan dan menggunakan kembali respons ini untuk meningkatkan kinerja.
- Sistem berlapis: komponen perantara dapat diperkenalkan antara klien dan server untuk menyediakan fungsionalitas tambahan (misalnya, penyeimbangan beban, caching, dll.) sambil mengabstraksi kompleksitas komponen ini dari klien.
- Antarmuka seragam: Sistem RESTful menerapkan antarmuka yang konsisten dan seragam dengan mengikuti serangkaian batasan dan prinsip desain tertentu. Ini menyederhanakan pengembangan dan meningkatkan penggunaan kembali.
- Code-On-Demand (opsional): server dapat menyediakan kode yang dapat dieksekusi untuk memperluas fungsionalitas klien, seperti sumber daya JavaScript dalam konteks aplikasi web.
Salah satu fitur utama REST adalah penggunaan sumber daya dan representasinya sebagai blok penyusun utama aplikasi. Sumber daya adalah entitas apa pun yang dapat dialamatkan dalam sistem, yang diidentifikasi dengan URL unik. Representasi sumber daya adalah serialisasi dari keadaannya saat ini, biasanya dalam format seperti JSON atau XML. Aplikasi RESTful menggunakan HTTP sebagai protokol untuk mentransmisikan representasi ini antara klien dan server, dengan metode HTTP tertentu (misalnya, GET, POST, PUT, DELETE) yang digunakan untuk melakukan tindakan pada sumber daya.
Dalam konteks pengembangan situs web, REST sering digunakan dalam pembuatan API web, yang berfungsi sebagai tulang punggung aplikasi berbasis web modern. Misalnya, aplikasi web yang dibangun dengan platform no-code AppMaster sering kali mengandalkan RESTful API untuk komunikasi antara komponen frontend dan backend. Sebagai lingkungan pengembangan terintegrasi (IDE) yang luas dan komprehensif, AppMaster memungkinkan klien untuk mengembangkan aplikasi berkinerja tinggi dan terukur dengan membuat model data, logika bisnis, dan antarmuka pengguna secara visual, semuanya didukung oleh komunikasi yang tenang dan praktik terbaik.
Penerapan REST secara luas di industri telah menghasilkan banyak alat dan perpustakaan untuk menyederhanakan proses pembuatan dan penggunaan RESTful API. Misalnya, Spesifikasi OpenAPI (sebelumnya dikenal sebagai Swagger) menyediakan cara standar untuk mendeskripsikan RESTful API, memungkinkan pembuatan kode otomatis, dokumentasi, dan pengujian. AppMaster memanfaatkan spesifikasi ini untuk secara otomatis menghasilkan dan memelihara dokumentasi API untuk semua endpoints server dalam sebuah proyek, memastikan konsistensi dan integrasi yang lancar di seluruh komponen sisi klien dan sisi server.
Meskipun memiliki banyak manfaat, REST bukannya tanpa kritik dan pendekatan alternatif. Beberapa pengembang berpendapat bahwa kepatuhan ketat REST terhadap keadaan tanpa kewarganegaraan dapat menyebabkan inefisiensi dan peningkatan kompleksitas, terutama ketika berhadapan dengan aplikasi real-time atau sangat interaktif. Menanggapi permasalahan ini, arsitektur alternatif seperti GraphQL dan gRPC telah muncul, masing-masing memiliki trade-off dan filosofi desainnya sendiri.
Namun, REST tetap menjadi teknik yang sangat diperlukan untuk pengembangan situs web modern, khususnya dalam skenario yang mengutamakan kesederhanaan, kemampuan cache, dan skalabilitas. Berkat platform seperti AppMaster dan ketersediaan alat dan sumber daya pengembangan RESTful API yang luas, kini semakin mudah bagi pengembang untuk memanfaatkan kekuatan REST untuk membangun aplikasi web yang berkinerja, tangguh, dan terukur.