Penyortiran Kartu adalah metodologi desain yang berpusat pada pengguna (UCD) yang banyak digunakan dalam Pengalaman Pengguna (UX) dan Desain Antarmuka untuk lebih memahami, menganalisis, dan pada akhirnya meningkatkan keseluruhan organisasi, struktur, dan navigasi produk digital, khususnya situs web dan aplikasi. Dalam bidang Pengalaman & Desain Pengguna, Penyortiran Kartu adalah teknik ampuh untuk menemukan pengelompokan, pelabelan, dan kategorisasi konten dan fungsi yang optimal dengan cara yang selaras dengan model mental, harapan, dan preferensi pengguna. Pendekatan ini memungkinkan perancang dan pengembang produk untuk menciptakan antarmuka yang intuitif dan ramah pengguna yang meningkatkan kepuasan pengguna, meningkatkan keterlibatan, meningkatkan tingkat konversi, dan pada akhirnya berkontribusi pada kesuksesan produk.
Dalam latihan Penyortiran Kartu, pengguna diberikan satu set kartu, masing-masing mewakili bagian konten atau fungsi tertentu dalam aplikasi. Peserta kemudian diminta untuk mengatur kartu-kartu ini ke dalam kelompok atau kategori yang masuk akal bagi mereka, berdasarkan pemahaman, pengetahuan pribadi, dan pengalaman mereka. Dengan mengamati bagaimana pengguna mengkategorikan dan memberi label pada konten, para profesional dan pengembang UX dapat mengumpulkan wawasan berharga tentang kebutuhan, harapan, dan permasalahan pengguna, memungkinkan mereka membuat keputusan yang lebih tepat tentang arsitektur informasi dan struktur navigasi produk.
Ada dua jenis utama Penyortiran Kartu: Penyortiran Kartu Terbuka dan Penyortiran Kartu Tertutup. Dalam Penyortiran Kartu Terbuka, pengguna diberi kebebasan untuk membuat kategori dan menamainya sesuai keinginan. Pendekatan ini sangat berguna pada tahap awal desain ketika arsitektur informasi dan taksonomi masih dalam tahap pendefinisian. Penyortiran Kartu Terbuka memberikan data mendalam tentang cara pengguna mengatur konten secara mental dan label apa yang mereka sukai untuk kategori tersebut. Hasilnya dapat membantu desainer mengidentifikasi tren dan pola umum dalam kognisi pengguna, yang kemudian dapat diterjemahkan ke dalam struktur dan sistem navigasi yang koheren untuk aplikasi.
Dalam Penyortiran Kartu Tertutup, kategori yang telah ditentukan sebelumnya diberikan kepada peserta, dan mereka ditugaskan untuk menetapkan kartu ke kelompok yang telah ditentukan sebelumnya. Penyortiran Kartu Tertutup biasanya digunakan ketika desainer telah menetapkan arsitektur informasi awal dan perlu memvalidasi atau menyempurnakannya berdasarkan masukan pengguna. Metode ini kurang eksploratif dibandingkan Penyortiran Kartu Terbuka tetapi dapat memberikan wawasan yang lebih terfokus pada aspek struktur tertentu, seperti hubungan antar kategori dan efektivitas label yang diberikan. Ini juga dapat digunakan untuk membandingkan struktur atau terminologi alternatif.
Ada banyak variasi metodologi Penyortiran Kartu, termasuk Penyortiran Kartu Hibrid, yang menggabungkan elemen Penyortiran Kartu Terbuka dan Tertutup, dan Penyortiran Kartu Jarak Jauh, yang memanfaatkan teknologi digital dan perangkat lunak untuk melakukan latihan secara online. Format online ini memungkinkan fleksibilitas, aksesibilitas, dan skalabilitas yang lebih besar, memungkinkan profesional UX mengumpulkan wawasan dari pengguna yang lebih luas dan beragam. AppMaster, platform no-code yang kuat untuk membuat aplikasi backend, web, dan seluler, sepenuhnya memahami pentingnya pendekatan desain yang berpusat pada pengguna, dan lingkungan pengembangan terintegrasi (IDE) yang komprehensif dapat sangat memfasilitasi implementasi dan analisis latihan Penyortiran Kartu .
Untuk memastikan efektivitas sesi Penyortiran Kartu, penting untuk memilih dan mempersiapkan kartu, peserta, dan instruksi dengan cermat. Misalnya, kartu harus jelas, ringkas, dan mewakili konten atau fungsi yang terkandung di dalamnya. Peserta harus direkrut dari basis pengguna target dan memiliki gabungan demografi, latar belakang, dan tingkat keahlian yang baik. Mereka juga harus diberikan instruksi dan bimbingan yang jelas untuk menyelesaikan latihan seakurat dan seefisien mungkin.
Setelah sesi Penyortiran Kartu selesai, data yang dikumpulkan harus dianalisis secara menyeluruh untuk mengidentifikasi tren, pola, dan korelasi utama, yang dapat menghasilkan wawasan dan rekomendasi yang dapat ditindaklanjuti untuk desain tersebut. Analisisnya mungkin melibatkan perbandingan hasil dari berbagai pengguna, kelompok, atau metode untuk mengungkap data yang paling bermakna dan representatif, dan mungkin menggunakan kombinasi teknik kualitatif dan kuantitatif, seperti analisis klaster, dendrogram, dan matriks kesamaan. Penting juga untuk mempertimbangkan konteks pengguna ketika menafsirkan temuan dan menguatkan wawasan tersebut dengan teknik UCD lainnya, seperti pengujian kegunaan, survei, dan wawancara, untuk pemahaman holistik tentang pengalaman pengguna.
Kesimpulannya, Penyortiran Kartu adalah metode Pengalaman dan Desain Pengguna yang penting yang membantu mengungkap model mental, harapan, dan preferensi pengguna mengenai organisasi, struktur, dan navigasi produk digital. Dengan menerapkan teknik Penyortiran Kartu secara efektif, ditambah dengan kekuatan platform no-code AppMaster, perancang dan pengembang produk dapat menciptakan antarmuka intuitif yang berfokus pada pengguna yang menyenangkan pengguna dan mendorong kesuksesan bisnis.