Integrasi Berkelanjutan (CI) adalah praktik pengembangan perangkat lunak penting yang mendorong pengembang untuk sering mengintegrasikan perubahan kode ke dalam repositori bersama. Tujuan utama CI adalah untuk menyederhanakan siklus pengembangan dengan mengotomatisasi bagian dari proses pembangunan, pengujian, dan penerapan, sehingga mengurangi kesalahan dan memungkinkan tim untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah dengan lebih cepat. Dalam konteks Metodologi Pengembangan, CI memainkan peran penting dalam memastikan bahwa proyek perangkat lunak diproduksi, diuji, dan disampaikan secara konsisten dengan kualitas dan efisiensi tinggi.
Menurut survei yang dilakukan oleh Atlassian, 94% peserta melaporkan menggunakan CI sebagai bagian rutin dari proses pengembangan perangkat lunak mereka, yang menyoroti penerapan CI secara luas di seluruh industri. Meningkatnya minat terhadap CI berasal dari kesadaran bahwa mengintegrasikan perubahan kode sejak dini dan sering kali menghasilkan peningkatan yang signifikan dalam kualitas perangkat lunak dan pengurangan waktu pengembangan. Hal ini menghasilkan penghematan biaya, peningkatan kolaborasi, mitigasi risiko, dan pada akhirnya, produk akhir yang lebih andal bagi pengguna akhir.
CI biasanya melibatkan tahapan berikut, yang diotomatisasi semaksimal mungkin:
- Manajemen kode sumber: Perubahan kode yang dilakukan oleh masing-masing pengembang dilakukan pada sistem kontrol versi, seperti Git, yang berfungsi sebagai repositori kode bersama. Hal ini memungkinkan tim untuk melacak perubahan dan berkolaborasi secara efektif.
- Otomatisasi pembangunan: Setelah melakukan perubahan kode ke repositori, sistem CI secara otomatis memicu proses pembangunan yang mengkompilasi kode sumber menjadi artefak yang dapat dieksekusi atau diterapkan. Langkah ini memastikan bahwa kode bebas dari kesalahan kompilasi apa pun dan siap untuk pengujian dan penerapan selanjutnya.
- Pengujian otomatis: Setelah proses pembangunan, sistem CI menjalankan serangkaian pengujian otomatis, seperti pengujian unit, pengujian fungsional, dan pengujian integrasi, untuk memverifikasi bahwa kode baru tidak menimbulkan regresi atau merusak fungsionalitas yang ada. Tahap ini memainkan peran penting dalam menjaga integritas dan stabilitas perangkat lunak selama pengembangannya.
- Penerapan: Jika tahap pembangunan dan pengujian berhasil, sistem CI dapat melanjutkan untuk menyebarkan perubahan ke lingkungan untuk pengujian, staging, atau bahkan produksi lebih lanjut. Penerapan dapat mencakup tugas-tugas seperti menyediakan infrastruktur, mengonfigurasi pengaturan, dan mentransfer artefak ke lokasi targetnya. Hal ini memastikan bahwa perangkat lunak tetap mutakhir dan mudah diakses oleh pengguna akhir atau pemangku kepentingan.
- Pemberitahuan dan pelaporan: Setelah menyelesaikan tahapan di atas, sistem CI memberi tahu tim pengembangan mengenai hasilnya, biasanya melalui pemberitahuan email atau integrasi dengan alat kolaborasi tim. Memberikan masukan yang jelas dan ringkas merupakan hal yang penting karena dapat membantu pengembang dengan cepat mengidentifikasi dan mengatasi masalah apa pun yang mungkin muncul selama tahap pembuatan, pengujian, atau penerapan.
CI dapat dicapai dengan menggunakan berbagai alat dan platform, termasuk Jenkins, Travis CI, CircleCI, dan GitLab CI/CD. Alat-alat ini memfasilitasi otomatisasi proses yang disebutkan di atas dan dapat diintegrasikan dengan alat atau sistem lain yang digunakan oleh tim pengembangan.
Di AppMaster, platform no-code kami dirancang untuk bekerja secara lancar dengan praktik CI. Sistem kami secara otomatis menghasilkan kode sumber, mengkompilasi aplikasi, menjalankan pengujian, mengemas aplikasi ke dalam wadah Docker, dan menerapkannya ke cloud dengan setiap perubahan pada cetak biru. Pendekatan ini memungkinkan pengembang untuk fokus pada perancangan dan penerapan logika bisnis dan menghilangkan kebutuhan untuk mengelola proses pembangunan, pengujian, dan penerapan secara manual. Hasilnya, pengembangan perangkat lunak dengan AppMaster 10 kali lebih cepat dan tiga kali lebih hemat biaya dibandingkan pendekatan tradisional.
Selain itu, AppMaster kompatibel dengan database yang kompatibel dengan Postgresql dan menghasilkan Go (golang) untuk backend, kerangka kerja Vue3 dengan JS/TS untuk aplikasi web, dan Kotlin, Jetpack Compose, dan SwiftUI untuk aplikasi seluler. Dengan mengadopsi CI dan memanfaatkan platform AppMaster, bisnis dapat meminimalkan utang teknis, menyederhanakan proses pengembangan mereka, dan memberikan solusi perangkat lunak berkualitas tinggi dengan kecepatan yang dipercepat.
Kesimpulannya, Continuous Integration (CI) adalah praktik mendasar dalam bidang Metodologi Pengembangan yang bertujuan untuk mengotomatiskan proses pengembangan perangkat lunak, memungkinkan tim dengan cepat mengidentifikasi dan mengatasi masalah dan pada akhirnya menghasilkan aplikasi berkualitas tinggi. Dengan menggabungkan kekuatan CI dan platform no-code AppMaster, bisnis dapat mencapai pengembangan perangkat lunak yang lebih cepat, efisien, dan hemat biaya tanpa mengorbankan kualitas.