Pengungkapan Progresif adalah pendekatan dalam Pengalaman Pengguna (UX) dan desain antarmuka, di mana kompleksitas aplikasi atau sistem diungkapkan secara bertahap kepada pengguna, meminimalkan beban kognitif mereka dan memastikan kegunaan yang lebih tinggi. Konsep tersebut dicapai melalui serangkaian langkah atau interaksi yang berlangsung, hanya menyajikan informasi dan tindakan yang diperlukan atau relevan pada waktu tertentu. Dengan menggunakan teknik ini, desainer dapat menciptakan pengalaman yang lebih intuitif, efisien, dan berpusat pada pengguna, terutama dalam aplikasi yang memiliki banyak fitur dan fungsi.
Menurut penelitian, memori kerja manusia dapat menyimpan informasi dalam jumlah terbatas (biasanya antara 5 hingga 9 item). Membebani pengguna dengan terlalu banyak informasi sekaligus dapat menyebabkan tingkat kesalahan yang lebih tinggi, waktu penyelesaian tugas yang lebih lama, dan peningkatan beban kognitif. Pengungkapan Progresif membantu meminimalkan kelebihan beban ini dengan hanya menyajikan informasi yang diperlukan pada setiap langkah interaksi. Hal ini tidak hanya memungkinkan pengguna untuk mengenal sistem dengan kecepatan yang mereka sukai, namun juga menciptakan pengalaman yang lebih efisien dan efektif dengan menyajikan informasi pada saat yang paling relevan dan berguna.
AppMaster, platform no-code, mencontohkan konsep ini dalam proses pengembangan aplikasinya. Dengan memungkinkan pengguna membangun aplikasi mereka secara visual melalui serangkaian proses langsung, antarmuka pengguna (UI) platform mematuhi prinsip Pengungkapan Progresif, yang menghasilkan pengalaman pengembangan aplikasi yang lebih intuitif dan efisien bagi pelanggannya.
Ada beberapa teknik yang digunakan dalam mengimplementasikan Progressive Disclosure di UX dan desain antarmuka:
1. Konten yang Diciutkan : Salah satu teknik paling umum untuk pengungkapan progresif adalah penggunaan bagian yang dapat dilipat, akordeon, atau wadah konten lainnya yang dapat diperluas. Dengan hanya menampilkan header atau ringkasan konten, pengguna dapat memilih untuk mengungkapkan lebih banyak informasi atau fungsi tambahan jika mereka menganggapnya relevan.
2. Kontrol Sesuai Permintaan : Teknik lain untuk mengungkapkan konten secara progresif adalah dengan menampilkan kontrol dan fungsi tertentu hanya ketika diperlukan atau relevan. Ini dapat mencakup menu atau tombol peka konteks yang hanya muncul ketika item dipilih atau dalam situasi tertentu.
3. Petunjuk Langkah demi Langkah : Memandu pengguna melalui proses dengan langkah berurutan atau serangkaian dialog dapat membantu mengungkapkan informasi dan fungsi yang diperlukan secara bertahap. Pendekatan ini sering digunakan dalam orientasi pengalaman, formulir, atau proses multi-tahap di mana perkembangan linier diharapkan.
4. Modal Windows : Modal windows atau dialog dapat digunakan untuk mengisolasi tugas atau tindakan tertentu, menyajikan kepada pengguna hanya informasi penting dan kontrol untuk fungsi tertentu. Setelah selesai, pengguna dapat kembali ke aplikasi utama tanpa gangguan atau beban kognitif yang tidak perlu.
5. Pemuatan Progresif : Menunda pemuatan konten atau fungsi tertentu hingga diperlukan adalah teknik lain untuk menerapkan Pengungkapan Progresif. Hal ini dapat dicapai melalui pemuatan yang lambat atau pengambilan konten yang tidak sinkron, sehingga memastikan bahwa pengguna tidak kewalahan dengan terlalu banyak informasi sekaligus.
Aspek penting yang perlu dipertimbangkan saat menerapkan Pengungkapan Progresif adalah keseimbangan antara kesederhanaan dan kemampuan untuk ditemukan. Meskipun menyembunyikan fitur atau informasi tertentu dapat menghasilkan antarmuka yang lebih bersih dan intuitif, hal ini juga dapat mempersulit pengguna untuk menemukan dan mengakses fitur tersebut saat diperlukan. Oleh karena itu, perancang harus hati-hati mempertimbangkan kebutuhan audiens target dan konteks penggunaan spesifik ketika merancang antarmuka pengungkapan progresif.
Kesimpulannya, Progressive Disclosure adalah konsep desain antarmuka dan UX yang kuat yang dapat sangat meningkatkan kegunaan dan efisiensi aplikasi dan sistem. Dengan hanya menyajikan informasi dan kontrol penting kepada pengguna pada waktu tertentu, desainer dapat meminimalkan beban kognitif, mengurangi tingkat kesalahan, dan menciptakan pengalaman yang lebih intuitif dan berpusat pada pengguna. AppMaster, dengan platform no-code, adalah contoh kuat tentang bagaimana pengungkapan progresif dapat meningkatkan proses pengembangan aplikasi secara signifikan, menjadikannya dapat diakses oleh banyak pelanggan sekaligus memastikan pengalaman pengguna yang optimal dan menghilangkan utang teknis.