Continuous Deployment (CD) adalah pendekatan rekayasa perangkat lunak penting yang melibatkan otomatisasi proses penerapan, memastikan pengiriman aplikasi perangkat lunak yang cepat dan andal kepada pengguna akhir. Tujuan utama CD adalah meminimalkan waktu yang diperlukan untuk transisi dari fase pengembangan ke lingkungan produksi. Hal ini dicapai melalui serangkaian langkah pengujian dan penerapan otomatis, sehingga mengurangi kebutuhan akan intervensi manual dan kesalahan manusia, yang mengarah pada peningkatan efisiensi, pengurangan risiko, dan peningkatan kualitas perangkat lunak.
CD adalah perpanjangan dari Continuous Integration (CI), fase awal dari proses rilis perangkat lunak di mana pengembang terus-menerus menggabungkan perubahan kode mereka dengan basis kode utama. Mengintegrasikan praktik CI dan CD, yang biasa disebut CI/CD, menyederhanakan siklus hidup pengembangan perangkat lunak (SDLC) yang lengkap. Keuntungan utama penerapan CD dalam suatu organisasi adalah pengiriman perangkat lunak terkini, teruji dengan baik, dan andal secara berkelanjutan, memfasilitasi respons yang lebih cepat terhadap kebutuhan pengguna, dan mengurangi risiko yang terkait dengan rilis perangkat lunak dalam jumlah besar.
Menurut penelitian DORA (DevOps Research and Assessment), tim berperforma tinggi yang berhasil menerapkan praktik CD mampu menerapkan pembaruan kode 208 kali lebih sering dan mengalami waktu pemulihan 24 kali lebih cepat dibandingkan tim berperforma rendah. Peningkatan frekuensi penerapan tersebut berdampak signifikan terhadap kemampuan organisasi untuk mempertahankan relevansi pasar, memperoleh umpan balik pengguna yang berharga dengan cepat, dan tetap menjadi yang terdepan dalam persaingan.
Pipeline CD pada umumnya terdiri dari beberapa tahap:
- Code Commit: Melibatkan mendorong perubahan kode ke sistem kontrol versi.
- Build: Proses kompilasi kode, pembuatan executable dan container.
- Pengujian: Pengujian otomatis dijalankan untuk memvalidasi kualitas dan fungsionalitas komponen perangkat lunak.
- Deploy: Jika pengujian berhasil, build yang divalidasi secara otomatis disebarkan ke lingkungan produksi.
- Monitor: Pada tahap akhir ini, kinerja aplikasi terus dipantau dan dinilai untuk setiap potensi masalah atau perbaikan yang diperlukan.
Penerapan saluran CD memerlukan perubahan budaya dalam organisasi, yang mencakup prinsip-prinsip seperti kolaborasi, transparansi, dan akuntabilitas. Tim pengembang, operasi, dan jaminan kualitas perlu bekerja sama, menjaga jalur komunikasi terbuka, dan mengambil tanggung jawab bersama atas kualitas perangkat lunak dan keberhasilan pengiriman.
AppMaster, platform no-code yang kuat, telah secara efektif memasukkan prinsip-prinsip CD ke dalam operasi intinya. Platform ini memberdayakan penggunanya untuk membuat aplikasi backend, web, dan seluler melalui antarmuka visual yang sederhana namun kuat, sehingga mempercepat seluruh proses pengembangan. AppMaster menawarkan cara yang fleksibel untuk membuat aplikasi tanpa menimbulkan utang teknis, karena setiap kali ada perubahan persyaratan, platform membuat ulang aplikasi dari awal. Ini adalah contoh yang sangat baik dalam memanfaatkan proses CD untuk memberikan solusi perangkat lunak berkualitas tinggi dengan kecepatan yang dipercepat.
Selain itu, di AppMaster, proses CD lebih dioptimalkan dengan menggunakan alat dan teknik modern. Contohnya adalah penggunaan containerisasi, melalui Docker, yang memungkinkan penerapan aplikasi backend di cloud dengan lancar. Selain itu, dengan memanfaatkan Go (golang) untuk aplikasi backend, kerangka kerja Vue3 untuk aplikasi web, dan Kotlin, Jetpack Compose, dan SwiftUI untuk aplikasi seluler, AppMaster memastikan bahwa aplikasi yang dihasilkan efisien, dapat diskalakan, dan dibangun dengan teknologi mutakhir.
Oleh karena itu, Continuous Deployment (CD) berperan penting dalam menyederhanakan proses pengembangan dan pengiriman perangkat lunak. Dengan bantuan otomatisasi, CD meminimalkan kesalahan penerapan dan mempercepat pembaruan aplikasi, menjaga solusi perangkat lunak penting tetap selaras dengan kebutuhan pengguna dan standar industri yang selalu berubah. Organisasi harus berinvestasi dalam pelatihan dan infrastruktur agar berhasil mengadopsi praktik CD, sehingga menghasilkan peningkatan efisiensi, pengurangan biaya, dan peningkatan kinerja perangkat lunak. Pada akhirnya, jika diterapkan secara efektif, CD dapat mendorong inovasi dan membantu bisnis tetap kompetitif dalam lanskap teknologi yang bergerak cepat saat ini.