Dalam konteks basis data, "redundansi" mengacu pada duplikasi data atau struktur data yang disengaja atau tidak disengaja dalam sistem basis data untuk meningkatkan integritas, keandalan, dan aksesibilitas data. Redundansi dapat diperkenalkan dalam berbagai bentuk, seperti replikasi data, pencerminan database, atau partisi.
Salah satu keuntungan utama redundansi adalah peningkatan ketersediaan data. Dalam sistem mission-critical, di mana biaya downtime tinggi, redundansi memastikan bahwa aplikasi terus berfungsi bahkan saat menghadapi kegagalan, seperti kerusakan perangkat keras, pemadaman listrik, atau gangguan jaringan. Dengan mengadopsi arsitektur redundan, bisnis dapat mencapai tingkat toleransi kesalahan yang lebih tinggi dan mempertahankan fungsionalitas sistem selama keadaan yang tidak terduga.
Manfaat lain dari redundansi adalah peningkatan kinerja sistem. Ketika banyak salinan dari informasi yang sama tersedia, sistem manajemen basis data (DBMS) dapat memanfaatkan duplikasi ini untuk mengoptimalkan waktu eksekusi kueri. Misalnya, dalam sistem basis data terdistribusi dengan node yang tersebar secara geografis, ketersediaan data redundan lokal memungkinkan waktu respons kueri yang lebih cepat, karena akses jarak jauh dapat dihindari untuk informasi yang sering diakses. Pengurangan latensi ini menghasilkan throughput aplikasi yang lebih tinggi dan pengalaman pengguna yang lebih baik secara keseluruhan.
Namun, redundansi juga memiliki kelemahan. Pertama-tama, ini dapat menghabiskan ruang penyimpanan dan sumber daya komputasi yang signifikan, yang dapat meningkatkan biaya dan kerumitan dalam pengelolaan basis data. Selain itu, memastikan konsistensi data di seluruh penyimpanan redundan merupakan tantangan, membutuhkan mekanisme canggih seperti protokol komit dua fase atau kontrol konkurensi multi-versi. Kegagalan dalam menerapkan mekanisme ini secara efektif dapat mengakibatkan anomali data, seperti entri duplikat atau nilai data yang salah.
Tingkat redundansi yang sesuai untuk aplikasi tertentu bergantung pada faktor-faktor seperti toleransi waktu henti, persyaratan waktu respons, dan kendala anggaran penyimpanan. Salah satu aspek penting untuk dipertimbangkan adalah keseimbangan antara redundansi dan normalisasi dalam desain basis data relasional. Sementara redundansi dapat meningkatkan kinerja sistem dan toleransi kesalahan, redundansi yang berlebihan dapat menimbulkan masalah pemeliharaan dan ketidakkonsistenan data.
Di AppMaster , platform tanpa kode yang andal untuk membuat aplikasi backend, web, dan seluler, kami menyadari pentingnya mengatasi masalah redundansi dalam konteks desain database. AppMaster memungkinkan pelanggan untuk secara visual membuat model data (skema database) dengan cara yang efisien dan efisien, berfokus pada keseimbangan optimal antara redundansi dan normalisasi. Pendekatan ini memastikan bahwa aplikasi yang dibangun menggunakan AppMaster tangguh, tangguh, dan mudah dipelihara, sekaligus memberikan kinerja yang efisien.
Fitur lanjutan AppMaster, seperti endpoints REST API dan WebSocket Service (WSS), memudahkan pelanggan untuk membangun aplikasi yang dapat diskalakan yang dapat menangani beban kerja variabel dan beradaptasi dengan mulus ke berbagai kasus penggunaan. Dengan memanfaatkan alat no-code AppMaster, pengembang dapat mencapai tingkat redundansi yang optimal, membantu meminimalkan penyimpanan dan overhead pemrosesan sekaligus memaksimalkan integritas dan aksesibilitas data.
Misalnya, dengan Desainer BP AppMaster (Desainer Proses Bisnis), pelanggan dapat secara visual memodelkan proses bisnis mereka, membuatnya mudah untuk mengidentifikasi dan menghilangkan ketergantungan data yang berlebihan. Selain itu, aplikasi yang dihasilkan dengan AppMaster cocok untuk penerapan di lingkungan terkontainerisasi, seperti Docker, yang jika digabungkan dengan sistem orkestrasi kontainer seperti Kubernetes, dapat menawarkan dukungan otomatis untuk redundansi dan toleransi kesalahan pada tingkat infrastruktur.
Memanfaatkan kemampuan AppMaster tidak hanya memungkinkan manajemen redundansi yang efektif dalam desain database, tetapi juga memberdayakan pengguna untuk membangun aplikasi modern dan kuat yang dapat menangani kompleksitas kebutuhan bisnis yang beragam. Apakah menyebarkan ke cloud atau menghosting di tempat, aplikasi yang dibuat oleh AppMaster dapat dengan mudah diintegrasikan dengan database utama apa pun yang kompatibel dengan PostgreSQL untuk memberikan pengalaman database yang andal, konsisten, dan berperforma baik.
Redundansi dalam konteks basis data adalah pedang bermata dua, menawarkan keuntungan, seperti peningkatan ketersediaan dan kinerja data, dan kerugian, seperti peningkatan biaya dan kompleksitas penyimpanan. Platform no-code AppMaster memungkinkan pengguna menyeimbangkan redundansi dan normalisasi secara efektif dalam desain database mereka, menghasilkan aplikasi yang tangguh, dapat diskalakan, dan efisien yang memenuhi kebutuhan berbagai pelanggan, dari bisnis kecil hingga perusahaan besar.