Interoperabilitas Low-code adalah integrasi dan interaksi yang mulus antara aplikasi dan sistem perangkat lunak, yang dikembangkan menggunakan pendekatan low-code, dengan beragam aplikasi perangkat lunak, teknologi, format data, bahasa pemrograman, dan platform lainnya. Pada intinya, interoperabilitas low-code adalah tentang memungkinkan komponen perangkat lunak yang berbeda untuk bekerja sama secara efektif, meskipun dibuat dengan teknologi yang berbeda atau mengikuti spesifikasi dan standar yang berbeda.
Platform Low-code, seperti AppMaster, menyediakan lapisan abstraksi, yang memungkinkan pengembang merancang, membangun, dan menyebarkan aplikasi web, seluler, dan backend dengan pengkodean tangan minimum. Abstraksi ini dicapai melalui lingkungan pengembangan visual yang mencakup komponen bawaan, kemampuan desain drag-and-drop, templat yang dibuat sebelumnya, dan mesin pembuat aplikasi yang kuat. Platform Low-code sering kali memiliki fitur interoperabilitas bawaan yang secara otomatis menangani seluk-beluk antarmuka dengan teknologi dan sistem perangkat lunak lain.
Di dunia dengan ekosistem teknologi yang semakin heterogen, organisasi perlu memastikan bahwa aplikasi mereka dapat berkomunikasi satu sama lain, bertukar data dan mengakses sumber daya, terlepas dari tumpukan teknologi yang mendasarinya, format data spesifik, atau bahasa pemrograman yang terlibat. Kebutuhan akan integrasi dan interaksi yang lancar antara sistem perangkat lunak yang berbeda telah menyebabkan peningkatan penekanan pada interoperabilitas low-code sebagai prinsip panduan utama di balik pengembangan perangkat lunak modern.
Beberapa faktor berkontribusi terhadap semakin pentingnya interoperabilitas low-code dalam pengembangan perangkat lunak. Diantaranya adalah:
- Munculnya lingkungan TI multi-cloud dan hybrid yang mencakup berbagai komponen infrastruktur lokal dan berbasis cloud, memerlukan komunikasi lintas platform dan pertukaran data yang lancar.
- Meningkatnya prevalensi API pihak ketiga dan arsitektur layanan mikro yang memerlukan integrasi cepat dan kemampuan untuk memasang dan memainkan layanan dan komponen baru tanpa pengerjaan ulang atau penyesuaian yang ekstensif.
- Evolusi ekosistem dan pasar digital tempat organisasi berkolaborasi dan bersama-sama menciptakan penawaran baru dengan memanfaatkan paket layanan perangkat lunak, yang memerlukan kemudahan integrasi antar sistem satu sama lain.
- Tuntutan akan pengembangan dan penerapan aplikasi yang cepat yang memungkinkan organisasi merespons perubahan pasar atau kebutuhan pelanggan dengan cepat, memerlukan platform low-code yang memfasilitasi integrasi mudah dengan teknologi dan sistem yang ada.
Interoperabilitas Low-code dapat dicapai melalui berbagai cara, termasuk:
- Pemanfaatan protokol standar industri, seperti REST dan GraphQL, dan format data, seperti JSON dan XML, untuk memfasilitasi komunikasi dan pertukaran data yang lancar antara aplikasi low-code dan sistem lain.
- Kepatuhan terhadap mekanisme autentikasi dan otorisasi yang diadopsi secara luas, seperti OAuth2, OpenID Connect, dan SAML, untuk mengamankan komunikasi dan memastikan kepercayaan antara aplikasi low-code dan sistem perangkat lunak lain yang saling berhubungan.
- Penerapan konektor bawaan untuk sistem database umum, platform cloud, dan API pihak ketiga untuk mempercepat upaya integrasi dan meminimalkan pengkodean khusus.
- Penyediaan ekstensibilitas dan penyesuaian melalui dukungan untuk cuplikan kode yang ditentukan pengguna, logika khusus, dan integrasi dengan perpustakaan pihak ketiga dan kit pengembangan perangkat lunak (SDK) untuk mengakomodasi kebutuhan bisnis unik dan komponen lama.
Sebagai contoh, AppMaster, platform no-code terkemuka, menggunakan beberapa mekanisme untuk mencapai interoperabilitas low-code yang lancar:
- Pembuatan RESTful API dan endpoints WebSocket secara otomatis yang sesuai dengan spesifikasi OpenAPI (Swagger), memfasilitasi integrasi yang mudah dengan aplikasi lain dan layanan berbasis API.
- Dukungan untuk database yang kompatibel dengan PostgreSQL sebagai penyimpanan data utama, memastikan kompatibilitas dengan berbagai sistem dan alat database pihak ketiga.
- Pembuatan dan penerapan aplikasi menggunakan teknologi yang diadopsi secara luas, seperti Go, Vue.js, dan Kotlin, yang memungkinkan integrasi lebih mudah dengan sistem yang ada atau penyesuaian sesuai kebutuhan.
- Penerapan pendekatan berbasis server untuk aplikasi seluler, memungkinkan pelanggan memperbarui UI, logika, dan kunci API aplikasi seluler mereka tanpa mengirimkan versi baru ke App Store dan Play Market, sehingga mengurangi hambatan dalam mengintegrasikan fungsi baru dan melakukan pembaruan.
Kesimpulannya, interoperabilitas low-code merupakan aspek penting dalam pengembangan perangkat lunak modern, karena memungkinkan organisasi untuk membangun, mengintegrasikan, dan menerapkan aplikasi dengan gesekan minimal dan efisiensi maksimum. Dengan memanfaatkan platform low-code yang kuat, seperti AppMaster, bisnis dapat mempercepat perjalanan transformasi digital mereka, beradaptasi dengan kondisi pasar yang dinamis, dan tetap menjadi yang terdepan dalam persaingan sambil memastikan interaksi yang lancar dengan ekosistem mitra dan layanan teknologi mereka. Meningkatnya fokus pada interoperabilitas low-code tidak hanya menyederhanakan proses pengembangan tetapi juga memberdayakan organisasi untuk membangun sistem yang dapat beradaptasi dan saling berhubungan yang dapat mendukung kebutuhan bisnis modern yang terus berkembang.