Infrastruktur sebagai Kode (IaC) adalah pendekatan modern untuk mengelola dan menyediakan infrastruktur TI melalui penggunaan file konfigurasi deklaratif dan dikontrol versi. Hal ini memungkinkan pengembang perangkat lunak dan administrator infrastruktur untuk menentukan dan mengelola infrastruktur yang mendasari suatu aplikasi atau layanan, menggunakan prinsip dan praktik yang sama yang diterapkan dalam pengembangan perangkat lunak. Tujuan utama IaC adalah untuk mengotomatiskan penerapan, penskalaan, dan pengelolaan infrastruktur TI, memastikan konsistensi, prediktabilitas, dan pengulangan di seluruh siklus pengembangan.
Dalam konteks pengembangan backend, IaC memainkan peran penting dalam menyederhanakan dan menyederhanakan pengaturan, konfigurasi, dan pengelolaan lingkungan server, database, dan komponen infrastruktur lainnya. Hal ini memungkinkan pengembang untuk fokus pada penulisan kode yang efisien dan terukur, tanpa terjebak oleh tugas-tugas manajemen infrastruktur yang manual, memakan waktu, dan rawan kesalahan. Hal ini sangat penting terutama untuk aplikasi kompleks yang memerlukan skalabilitas dan keandalan tingkat tinggi, seperti aplikasi yang dikembangkan menggunakan platform AppMaster.
Salah satu manfaat utama IaC dalam pengembangan backend adalah kemampuan untuk mengaktifkan jalur integrasi berkelanjutan dan pengiriman berkelanjutan (CI/CD). Proses-proses ini mengotomatiskan pembuatan, pengujian, dan penerapan aplikasi, membantu pengembang mempertahankan siklus pengembangan yang cepat dan efisien. IaC memungkinkan penyediaan infrastruktur yang diperlukan secara otomatis untuk setiap tahapan pipeline, mengurangi intervensi manual dan kesalahan, sekaligus memastikan konsistensi infrastruktur di seluruh lingkungan – mulai dari pengembangan dan staging hingga produksi.
Penelitian telah menunjukkan bahwa organisasi yang mengadopsi IaC mengalami peningkatan yang signifikan dalam frekuensi penerapan, waktu tunggu perubahan, waktu pemulihan, dan penurunan tingkat kegagalan perubahan. Survei yang dilakukan oleh Puppet dalam laporan State of DevOps tahun 2016 menemukan bahwa organisasi yang menggunakan IaC menerapkan 30 kali lebih sering dengan waktu tunggu perubahan 200 kali lebih pendek, waktu rata-rata pemulihan 24 kali lebih cepat, dan tingkat kegagalan perubahan tiga kali lebih rendah dibandingkan organisasi yang tidak menggunakan IaC. IaC.
Ada beberapa alat dan kerangka kerja IaC yang tersedia, masing-masing memiliki fitur, manfaat, dan kurva pembelajaran uniknya sendiri. Beberapa alat IaC yang paling populer termasuk Terraform, AWS CloudFormation, Google Cloud Deployment Manager, Azure Resource Manager, Ansible, Chef, Puppet, dan SaltStack. Alat-alat ini biasanya mendukung berbagai platform cloud, kerangka orkestrasi container, dan layanan TI, sehingga memungkinkan pengembang untuk menentukan dan mengelola infrastruktur menggunakan satu bahasa dan alur kerja yang terpadu.
Contoh penerapan IaC dapat dilihat pada proyek pengembangan backend menggunakan platform AppMaster. Dengan memanfaatkan alat IaC, pengembang dapat menentukan infrastruktur yang diperlukan untuk meng-host aplikasi backend mereka, seperti lingkungan server, database, antrian pesan, dan layanan terkait lainnya. Definisi infrastruktur ini kemudian dapat dikontrol versinya bersamaan dengan kode aplikasi, memastikan bahwa setiap perubahan pada infrastruktur dilacak, diuji, dan diterapkan bersamaan dengan pembaruan aplikasi. Hal ini sangat menyederhanakan proses penskalaan, pembaruan, atau migrasi infrastruktur backend, karena dapat dilakukan hanya dengan beberapa penyesuaian pada file konfigurasi IaC dan menekan satu tombol.
Selain itu, karena AppMaster menghasilkan aplikasi dari awal dan memastikan tidak ada utang teknis, penggunaan prinsip IaC yang efektif memastikan bahwa organisasi dapat mempertahankan proses manajemen infrastruktur yang tangkas dan efisien, terlepas dari kompleksitas atau skala aplikasi backend mereka. Hal ini sangat penting ketika menangani kasus-kasus penggunaan beban tinggi dan perusahaan, dimana kemampuan untuk menskalakan sumber daya infrastruktur dengan cepat dan mudah sangat penting untuk menjaga kinerja dan ketahanan aplikasi.
Infrastruktur sebagai Kode adalah pendekatan yang ampuh untuk mengelola infrastruktur TI yang memberikan manfaat signifikan bagi proyek pengembangan backend, terutama saat menggunakan platform no-code tingkat lanjut seperti AppMaster. IaC memungkinkan pengembang untuk mengotomatiskan penyediaan infrastruktur, menyederhanakan proses penerapan, memastikan konsistensi di seluruh lingkungan, dan mendukung alur kerja CI/CD, yang pada akhirnya meningkatkan kecepatan, efisiensi, dan keandalan siklus hidup pengembangan backend secara keseluruhan. Dengan mengadopsi praktik terbaik IaC, organisasi dapat secara efektif mengoptimalkan manajemen infrastruktur backend mereka, meningkatkan skalabilitas aplikasi, dan meminimalkan biaya dan risiko yang terkait dengan proses manajemen infrastruktur manual.