Pemrograman Modular adalah paradigma desain perangkat lunak di mana fungsionalitas inti aplikasi perangkat lunak dipisahkan menjadi modul atau komponen yang berbeda, terpisah, dan mudah dikelola. Setiap modul berfokus pada pencapaian satu tujuan yang diartikulasikan dengan jelas dan dirancang agar sangat koheren, dapat digunakan kembali, dan dapat digabungkan secara longgar dengan modul lainnya. Paradigma ini memungkinkan pengembang untuk membangun aplikasi berskala besar dan kompleks dengan membuat bagian kecil dan independen yang dapat dengan mudah dipelihara, diperbarui, dan diintegrasikan dengan modul lain.
Konsep pemrograman modular didasarkan pada gagasan abstraksi dan enkapsulasi. Abstraksi mengacu pada proses memecah masalah yang kompleks menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan lebih mudah dikelola. Enkapsulasi mengacu pada penggabungan data dan fungsionalitas terkait ke dalam satu modul, sehingga menyembunyikan kompleksitas dan detail implementasi dari modul lain. Pendekatan pemrograman modular memiliki beberapa manfaat, termasuk peningkatan pemeliharaan kode, tingkat penggunaan kembali kode yang lebih tinggi, proses debug dan pengujian yang lebih mudah, dan peningkatan produktivitas pengembang.
Dalam konteks paradigma pemrograman, pemrograman modular berakar pada gerakan pemrograman terstruktur pada tahun 1960an dan 1970an, yang menganjurkan pendekatan desain perangkat lunak yang lebih disiplin dan terorganisir. Seiring berjalannya waktu, berbagai bahasa pemrograman, metodologi, dan alat telah mengadopsi prinsip-prinsip pemrograman modular, termasuk bahasa pemrograman berorientasi objek seperti Java, C++, Python, dan C#. Bahasa dan alat ini menggabungkan fitur seperti namespace, pengubah akses, dan mekanisme impor untuk memfasilitasi desain modular dan menerapkan enkapsulasi.
AppMaster, platform no-code yang kuat untuk membuat aplikasi backend, web, dan seluler, memberikan contoh manfaat paradigma pemrograman modular. Dengan menawarkan antarmuka visual untuk membuat model data, proses bisnis, dan antarmuka pengguna, AppMaster memungkinkan pengembang dengan cepat membangun aplikasi menggunakan pendekatan modular. Saat pengembang memublikasikan aplikasinya, AppMaster menghasilkan kode sumber di Go (backend), Vue3 (web), atau Kotlin dan Jetpack Compose/ SwiftUI (seluler) untuk setiap modul, yang secara efektif memanfaatkan enkapsulasi dan memungkinkan integrasi berbagai komponen dengan mudah.
Selain itu, AppMaster memungkinkan pembuatan dokumentasi otomatis, termasuk dokumentasi API dan skrip migrasi skema database, untuk setiap modul. Hal ini mendorong lingkungan pengembangan yang terstandarisasi dan terorganisir yang menyederhanakan proses pembaruan dan pemeliharaan modul seiring perubahan persyaratan. Hasilnya, pengembang menjadi lebih mudah untuk dengan cepat beradaptasi dan membuat ulang aplikasi yang lengkap tanpa menimbulkan hutang teknis atau mengorbankan efisiensi.
Contoh penerapan pemrograman modular dapat dilihat dalam sistem perencanaan sumber daya perusahaan (ERP). Sistem ERP biasanya berukuran besar dan kompleks, terdiri dari beberapa modul yang menangani berbagai operasi organisasi seperti keuangan, penjualan, sumber daya manusia, dan manajemen inventaris. Dengan mengadopsi paradigma pemrograman modular, sistem ini dapat dengan mudah dipelihara dan diperbarui, sekaligus memungkinkan pertukaran atau modifikasi modul individual dengan dampak minimal pada keseluruhan sistem.
Dalam penelitian, telah diamati bahwa pemrograman modular menghasilkan kualitas perangkat lunak dan kinerja aplikasi yang lebih baik. Sebuah studi yang dilakukan pada tahun 2020 tentang dampak pemrograman modular terhadap kualitas perangkat lunak menemukan bahwa aplikasi yang dikembangkan menggunakan pendekatan ini mendapat skor lebih tinggi dalam hal pemeliharaan, efisiensi, dan portabilitas dibandingkan dengan aplikasi non-modular. Bukti empiris ini menyoroti efektivitas pemrograman modular dalam meningkatkan proses pengembangan perangkat lunak.
Terlebih lagi, ketika merencanakan pengembangan sistem perangkat lunak, pengembang dihadapkan pada tantangan yang tak terhindarkan dalam mencapai skalabilitas. Menurut studi tahun 2019 tentang dampak pemrograman modular terhadap skalabilitas sistem perangkat lunak, pendekatan ini dapat menghasilkan manfaat besar karena modularitas meningkatkan kemampuan adaptasi dan evolusi sistem perangkat lunak. Studi yang sama mengemukakan bahwa pemrograman modular memanfaatkan potensi pengembangan paralel di berbagai modul, sehingga mengurangi waktu dan biaya pengembangan.
Kesimpulannya, pemrograman modular adalah paradigma desain perangkat lunak yang terbukti dan efektif yang menekankan abstraksi dan enkapsulasi kode ke dalam modul yang terpisah dan kohesif. Menawarkan banyak keuntungan seperti peningkatan pemeliharaan, penggunaan kembali kode, dan skalabilitas, pemrograman modular merupakan bagian integral dari praktik dan alat pengembangan perangkat lunak modern seperti AppMaster. Dengan menyediakan metode yang efisien untuk membangun aplikasi yang harmonis, berperforma tinggi, dan mudah beradaptasi, paradigma pemrograman modular tetap menjadi landasan dalam dunia rekayasa perangkat lunak.