Warisan Low-code, dalam konteks pengembangan perangkat lunak dan khususnya platform low-code, mengacu pada tantangan yang muncul ketika berhadapan dengan sistem warisan tradisional saat mengembangkan, memodernisasi, atau mengintegrasikan aplikasi menggunakan metodologi pengembangan low-code. Lebih khusus lagi, warisan low-code mengacu pada mitigasi kekhawatiran yang berkembang tentang kompatibilitas, pemeliharaan, dan skalabilitas aplikasi yang dibangun dengan teknologi lama, bahasa pemrograman, dan infrastruktur ketika pendekatan low-code diperkenalkan.
Munculnya platform low-code dan no-code, seperti AppMaster, telah menghasilkan penurunan signifikan dalam waktu dan upaya yang diperlukan untuk membangun aplikasi perangkat lunak yang disesuaikan. Platform Low-code menyediakan sarana visual dan deklaratif untuk merancang dan membangun aplikasi, yang memberdayakan pengguna non-teknis yang dikenal sebagai pengembang warga, untuk berpartisipasi aktif dalam pengembangan aplikasi. Oleh karena itu, pengembangan low-code telah meningkatkan laju transformasi digital dan memberikan ketangkasan yang sangat dibutuhkan oleh bisnis di berbagai industri.
Namun, manfaat platform low-code mempunyai potensi tantangan ketika diterapkan pada sistem lama. Sejumlah besar bisnis masih bergantung pada arsitektur monolitik lama yang dibangun menggunakan bahasa pemrograman tradisional atau dikelola menggunakan metode khusus vendor, dan terkadang sudah ketinggalan zaman. Sistem lama sering kali memiliki banyak utang teknis dan mungkin kurang kompatibel dengan platform low-code yang modern dan lebih gesit. Ketika dunia usaha berusaha untuk meningkatkan sistem lama mereka atau mengintegrasikan solusi modern low-code dengan sistem ini, mereka menghadapi beberapa tantangan, yang secara umum dapat diklasifikasikan ke dalam kategori berikut:
1. Tantangan integrasi: Sistem lama seringkali rumit dan sangat terspesialisasi, sehingga integrasinya dengan platform low-code menjadi tugas yang menantang. Mengintegrasikan sistem lama dengan solusi low-code memerlukan konektor khusus, API, dan adaptor untuk menjembatani kesenjangan antara teknologi lama dan baru. Hal ini meningkatkan upaya dan biaya yang terkait dengan modernisasi atau pengembangan aplikasi baru yang perlu berdampingan dengan sistem lama.
2. Tantangan pemeliharaan: Aplikasi yang dikembangkan menggunakan platform low-code biasanya lebih modular dan digabungkan secara longgar, sehingga mendorong pemeliharaan yang lebih baik dibandingkan dengan sistem lama yang monolitik. Namun, sistem lama sering kali memiliki arsitektur yang sangat erat dan hutang teknis yang besar, sehingga sulit untuk memelihara aplikasi ini ketika terintegrasi dengan solusi low-code. Selain itu, kurangnya dokumentasi dan kurangnya pengetahuan tentang sistem lama dapat menghambat pemeliharaan sistem gabungan.
3. Tantangan skalabilitas: Skalabilitas merupakan kekhawatiran yang signifikan dalam konteks sistem lama karena arsitektur dan infrastruktur asli mungkin memiliki keterbatasan dalam hal skalabilitas. Platform Low-code seperti AppMaster menawarkan opsi skalabilitas yang sangat baik, namun bila digabungkan dengan sistem lama, skalabilitas ekosistem aplikasi secara keseluruhan dapat terhambat. Meningkatkan skalabilitas sistem lama bisa jadi mahal dan memakan waktu, sehingga menambah kompleksitas tantangan warisan low-code.
Mengingat tantangan-tantangan ini, penting untuk mengembangkan strategi untuk mengatasi masalah warisan low-code. Beberapa solusi yang mungkin meliputi:
1. Modernisasi bertahap: Daripada mencoba merombak seluruh sistem lama sekaligus, bisnis dapat mengadopsi pendekatan bertahap untuk memodernisasi atau mengganti bagian sistem yang paling penting atau kompatibel dengan solusi low-code. Strategi berulang ini membantu meminimalkan risiko dan gangguan sekaligus memanfaatkan metodologi pengembangan low-code.
2. Integrasi yang fleksibel: Memanfaatkan pendekatan integrasi yang fleksibel seperti layanan mikro, API, dan arsitektur berbasis peristiwa dapat membantu menjembatani kesenjangan antara sistem lama dan platform low-code. Hal ini memisahkan komponen-komponen solusi dan memungkinkan pemeliharaan dan skalabilitas yang lebih baik tanpa memerlukan modifikasi ekstensif pada sistem lama.
3. Low-code untuk proyek-proyek greenfield: Jika tantangan dalam menangani solusi-solusi warisan low-code terlalu besar, dunia usaha dapat mempertimbangkan untuk menggunakan platform-platform low-code terutama untuk proyek-proyek greenfield atau aplikasi baru yang tidak bergantung pada sistem lama, sehingga menghindari integrasi dan kompleksitas pemeliharaan.
4. Panduan dan tata kelola: Menerapkan kerangka tata kelola, pedoman, dan praktik terbaik untuk mengelola integrasi dan koeksistensi solusi low-code dengan sistem lama dapat membantu menyederhanakan proses pengembangan dan memastikan bahwa tim tetap diperlengkapi dengan baik untuk menangani tantangan teknis yang ada.
Warisan Low-code merupakan pertimbangan penting bagi bisnis yang ingin memanfaatkan platform low-code ketika berhadapan dengan sistem lama yang ada. Dengan memahami tantangan, mengembangkan strategi untuk mengatasinya, dan secara cermat memilih platform low-code yang tepat, bisnis dapat berhasil memanfaatkan metodologi low-code untuk memodernisasi ekosistem aplikasi mereka dan memperoleh manfaat dari percepatan pengembangan dan peningkatan ketangkasan.