Pemodelan Low-code adalah pendekatan modern terhadap pengembangan aplikasi yang memungkinkan pembuatan dan penerapan solusi perangkat lunak secara cepat dengan memanfaatkan elemen desain visual dan mengabstraksi kode kompleks menjadi elemen sederhana dan mudah dipahami. Pendekatan ini secara signifikan mengurangi jumlah pemrograman manual yang diperlukan dan memungkinkan pengembang atau bahkan pengguna non-teknis dengan sedikit atau tanpa keterampilan pengkodean untuk membangun dan memelihara aplikasi dengan cara yang lebih efisien dan memakan waktu lebih sedikit.
Platform pemodelan Low-code, seperti platform no-code AppMaster, menyediakan antarmuka visual untuk merancang, membangun, dan mengatur komponen aplikasi, termasuk antarmuka pengguna, model data, dan logika bisnis. Pendekatan visual ini tidak hanya mempercepat waktu pengembangan namun juga membantu menjembatani kesenjangan antara berbagai pemangku kepentingan, seperti analis bisnis, pengembang, dan pengguna akhir, memastikan bahwa setiap orang yang terlibat dalam proses pengembangan memiliki pemahaman yang jelas tentang masalah yang sedang dipecahkan dan solusi yang diusulkan.
Menurut Forrester Research, pasar pengembangan low-code diperkirakan akan tumbuh dari $6,5 miliar pada tahun 2021 menjadi $23,5 miliar pada tahun 2025, yang mencerminkan peningkatan permintaan akan alat pengembangan perangkat lunak yang efisien dan terukur. Pertumbuhan ini dapat dikaitkan dengan berbagai manfaat yang terkait dengan pemodelan low-code, seperti peningkatan ketangkasan, waktu pemasaran yang lebih cepat, pengurangan biaya pengembangan, dan alokasi sumber daya yang lebih baik.
Salah satu kekuatan pendorong di balik popularitas pemodelan low-code adalah kebutuhan untuk mengatasi kekurangan pengembang terampil secara global. Menurut survei yang dilakukan oleh Evans Data Corporation, terdapat sekitar 26,4 juta pengembang perangkat lunak di seluruh dunia. Namun, permintaan akan pengembang terampil jauh melebihi sumber daya yang tersedia. Platform pemodelan Low-code membantu organisasi mengatasi masalah ini dengan memberdayakan pengembang warga atau pengguna non-teknis untuk berkontribusi secara aktif pada proses pengembangan, sehingga meminimalkan ketergantungan pada pengembang profesional.
Misalnya, AppMaster memungkinkan pengguna membuat aplikasi backend, web, dan seluler yang menarik secara visual dan kuat secara fungsional dengan platform no-code yang canggih. Pengguna dapat mendesain model data, proses bisnis, REST API, dan endpoints WSS secara visual untuk aplikasi backend. Aplikasi frontend seperti komponen web dan seluler juga dapat dibangun menggunakan fitur drag-and-drop yang memungkinkan pengguna membuat antarmuka responsif dan mudah beradaptasi dengan mudah.
AppMaster melangkah lebih jauh dengan menawarkan pembuatan dan kompilasi kode sumber otomatis untuk setiap aspek aplikasi, termasuk backend menggunakan Go (golang), aplikasi web frontend menggunakan Vue3, dan aplikasi seluler menggunakan kerangka kerja berbasis server seperti Kotlin, Jetpack Compose, dan SwiftUI. Fitur ini memastikan bahwa pengguna memiliki kontrol penuh atas aplikasi mereka dan dapat menghostingnya di lingkungan yang mereka inginkan, termasuk on-premise dan cloud.
Keuntungan lain menggunakan platform pemodelan low-code seperti AppMaster adalah iterasi aplikasi yang cepat untuk mengakomodasi perubahan persyaratan dan mengurangi utang teknis. Setiap kali modifikasi dilakukan pada cetak biru aplikasi, platform akan menghasilkan serangkaian aplikasi baru dalam waktu 30 detik, memastikan bahwa produk akhir tetap mutakhir dan bebas dari masalah lama apa pun. Selain itu, AppMaster secara otomatis menghasilkan dokumentasi untuk endpoints server, skrip migrasi skema database, dll., memastikan transisi yang mulus antara berbagai tahap pengembangan.
Pemodelan Low-code juga membantu organisasi mencapai skalabilitas yang lebih besar dengan memungkinkan pengembangan aplikasi tingkat perusahaan dengan dukungan arsitektur terdistribusi, ketersediaan tinggi, dan toleransi kesalahan. AppMaster mendukung kompatibilitas dengan database apa pun yang kompatibel dengan PostgreSQL sebagai database utama, dan aplikasi backend Go stateless yang dihasilkan menunjukkan skalabilitas yang luar biasa, sehingga cocok untuk kasus penggunaan perusahaan besar dan beban tinggi.
Singkatnya, pemodelan low-code adalah pendekatan inovatif untuk pengembangan perangkat lunak yang menjawab meningkatnya kebutuhan akan pengembangan aplikasi yang lebih cepat dan efisien. Hal ini memungkinkan pengguna teknis dan non-teknis untuk menciptakan solusi perangkat lunak canggih menggunakan elemen desain visual, mengabstraksi konsep pemrograman yang kompleks menjadi komponen sederhana. Platform pemodelan Low-code seperti AppMaster memberdayakan organisasi untuk membangun, mengelola, dan menskalakan aplikasi dengan cepat, hemat biaya, dan dengan utang teknis minimal, menjadikannya pilihan yang sangat diinginkan dalam lanskap pengembangan perangkat lunak yang berkembang pesat.