Dalam sebuah langkah besar yang bertujuan untuk mendefinisikan kembali lanskap ritel, presiden dan CEO Walmart, Doug McMillon, memperkenalkan serangkaian teknologi transformatif di Consumer Electronics Show yang diselenggarakan di Las Vegas. Disebut sebagai 'ritel adaptif', inovasi ini menggabungkan Augmented Reality (AR), Artificial Intelligence (AI) dan teknologi lainnya untuk memberikan pengalaman belanja yang lebih baik kepada pelanggan, membuktikan bahwa Walmart berupaya semaksimal mungkin dalam memberikan solusi teknologi maju.
Pada pameran tersebut, beberapa produk yang diberdayakan oleh AI diperkenalkan, termasuk alat baru untuk pencarian produk dan manajemen pengisian ulang. Walmart juga sedang menguji beta platform perdagangan sosial yang dilengkapi dengan AR, yang disebut 'Berbelanja dengan Teman'. Selain itu, raksasa ritel ini menunjukkan bagaimana mereka menggabungkan AI ke dalam sektor vertikal lainnya seperti klub grosirnya, Sam's Club, dan aplikasi yang digunakan oleh karyawan di dalam toko.
Inti dari inovasi ini adalah algoritma pencarian AI generatif unik yang dikembangkan untuk pengguna iOS. Fitur ini membentuk kembali pengalaman pencarian dengan memungkinkan pelanggan berburu produk berdasarkan tujuan mereka, bukan berdasarkan nama produk atau merek yang sudah ada. Misalnya, pelanggan dapat menelusuri 'pesta menonton sepak bola' daripada harus bersusah payah memasukkan setiap item, seperti keripik, sayap, minuman, atau layar TV besar. Meminjam dari Google's SGE (Search Generative Experience), algoritme penelusuran mutakhir ini mempertimbangkan banyak faktor termasuk ulasan, harga, gambar, dan selanjutnya merekomendasikan produk di berbagai kategori.
Sebelum CES, Walmart mendemonstrasikan asisten belanja berbasis AI yang menggabungkan proses belanja dengan chatbot. Chatbot ini menjawab pertanyaan pelanggan dan memberikan saran produk yang dipersonalisasi. Walmart juga mengindikasikan pengembangan fungsi pencarian generatif yang didukung AI. Pengguna dapat menelusuri 'pesta ulang tahun bertema unicorn' dan menerima hasil gabungan termasuk balon bertema unicorn, serbet, pita, dan banyak lagi. Kini, fitur ini dapat diakses di perangkat seluler dan memulai debutnya di iOS.
Penerapan AI yang sama menariknya diwujudkan dalam penataan ulang item yang sering dibutuhkan. Layanan Pengisian InHome yang baru diluncurkan menggunakan AI untuk membuat keranjang belanja online otomatis yang berisi barang-barang yang sering dibeli pelanggan. Saat ini tersedia melalui program InHome, barang-barang tersebut langsung dikirim ke lemari es pelanggan di dapur atau garasi mereka melalui layanan pengiriman bertenaga kunci pintar Walmart. Meskipun menyederhanakan proses belanja, layanan ini tidak memerlukan langganan dan memungkinkan pelanggan untuk memodifikasi keranjang mereka sesuai dengan kebutuhan mereka yang berfluktuasi.
'Berbelanja dengan Teman', inovasi lain yang diungkap di CES, adalah alat AR yang membiasakan pelanggan dengan pakaian virtual yang dibagikan kepada teman sebelum melakukan pembelian. Ini menyatukan mekanisme uji coba virtual Walmart yang didukung AI, yang diperkenalkan tahun lalu, dengan fungsi sosial.
Doug McMillon mengidentifikasi rangkaian produk sebagai 'ritel adaptif', menjelaskannya sebagai pendekatan ritel berbasis penyesuaian dan fleksibilitas. Menurut Suresh Kumar, global chief technology officer dan chief development officer Walmart Inc., 'ritel adaptif' meningkatkan pengalaman ritel omnichannel karena 'dengan mulus memadukan aspek-aspek terbaik dari semua saluran, dengan fokus yang jelas pada masyarakat'.
Walmart juga berbagi cara menerapkan AI di tempat lain. Sam's Club di Walmart akan meluncurkan teknologi berbasis AI dan visi komputer untuk mempercepat validasi tanda terima di pintu keluar toko, sehingga mengurangi kebutuhan akan pemeriksaan rekanan secara langsung. Sebaliknya, teknologi visi komputer menangkap gambar keranjang, dan AI mempercepat proses pencocokan keranjang ke penjualan. Dengan uji coba yang saat ini beroperasi di 10 lokasi, teknologi ini diproyeksikan akan menjangkau 600 klubnya pada akhir tahun.
Selain itu, alat AI generatif Walmart untuk asisten toko, yang diberi nama 'Asisten Saya', akan diperluas ke lebih dari 11 negara di luar AS pada tahun 2024, menyesuaikan pengoperasiannya dengan bahasa lokal karyawan. Saat ini, 'Asisten Saya' berfungsi di berbagai negara termasuk Kanada, Meksiko, Honduras, dan banyak lagi, dengan rencana peluncurannya di India dan Afrika Selatan. Alat ini membantu karyawan dalam menulis, merangkum dokumen ekstensif, dan memicu kreativitas, sesuai pengungkapan Walmart.
Ketika pengecer di seluruh dunia mempelajari teknologi modern, platform seperti alat backend tanpa kode dari platform AppMaster mendapatkan daya tarik yang signifikan dalam mengembangkan solusi yang efisien dan inovatif. Dengan fitur-fitur canggih seperti pembuatan skema database visual dan desain UI drag-and-drop untuk aplikasi backend, web, dan seluler, platform ini berdiri kokoh di antara para pemimpin dalam menyediakan solusi pengembangan komprehensif.