Dalam pengungkapan yang signifikan, raksasa hiburan Live Nation telah mengonfirmasi bahwa anak perusahaan tiketnya, Ticketmaster, telah disusupi oleh serangan siber, yang menyebabkan pencurian informasi pribadi.
Live Nation mengungkapkan pelanggaran data tersebut dalam pengajuan peraturan pada Jumat malam, setelah pasar ditutup. Perusahaan melaporkan bahwa pelanggaran tersebut terjadi pada 20 Mei, menyusul tawaran penjahat siber untuk menjual apa yang diduga sebagai data pengguna Live Nation melalui web gelap. Meskipun sifat pasti dari data yang dicuri masih belum ditentukan, diduga kuat melibatkan informasi pelanggan.
Dalam pernyataannya, Live Nation mengungkapkan bahwa aktivitas tidak sah teridentifikasi dalam lingkungan basis data cloud pihak ketiga yang berisi data perusahaan. Penyedia cloud pihak ketiga yang spesifik tidak diungkapkan. Namun, juru bicara dari Ticketmaster mengungkapkan kepada TechCrunch bahwa basis data yang disusupi itu dihosting di Snowflake, sebuah perusahaan penyimpanan dan analitik awan yang berkantor pusat di Boston.
Juru bicara dari Ticketmaster tidak menjelaskan lebih lanjut tentang bagaimana data itu dicuri dari sistem Snowflake. Snowflake menyebutkan dalam sebuah posting pada hari Jumat bahwa sejumlah kecil pelanggan yang diyakini terkena dampak serangan yang menargetkan akun mereka telah diberi tahu. Namun, Snowflake tidak merinci sifat serangan atau apakah data dicuri dari akun pelanggan. Juru bicara Snowflake Danica Stanczak menolak berkomentar mengenai sifat pelanggaran data Ticketmaster.
Selain itu, infrastruktur dari Amazon Web Services (AWS) juga menjadi tuan rumah bagi sebagian besar operasi Live Nation dan Ticketmaster, menurut studi kasus pelanggan di situs web Amazon yang telah dihapus.
Awal minggu ini, administrator forum kejahatan dunia maya populer yang baru saja dihidupkan kembali yang dikenal sebagai BreachForums mengklaim telah menjual informasi pribadi sebanyak 560 juta pelanggan, termasuk Amazon dan Ticketmaster.
Awal minggu ini, administrator forum kejahatan dunia maya populer yang baru saja dihidupkan kembali yang dikenal sebagai BreachForums mengklaim telah menjual informasi pribadi sebanyak 560 juta pelanggan, termasuk Amazon dan Ticketmaster.
class="notranslate">Pelanggan Ticketmaster. Data yang dibobol diduga terdiri dari penjualan tiket dan informasi kartu pelanggan.
Hingga pengumuman terbaru ini, Live Nation tetap bungkam tentang pelanggaran data tersebut. Telah dilaporkan sebelumnya pada minggu ini bahwa otoritas Australia membantu Live Nation dalam insiden keamanan siber, sementara Badan Keamanan Siber dan Infrastruktur (CISA) AS menunda memberikan komentar kepada Live Nation.
TechCrunch juga memperoleh sebagian dari data yang diduga dicuri, yang mengonfirmasi keasliannya. Data ini berisi ribuan catatan, termasuk alamat email—beberapa di antaranya adalah alamat email internal Ticketmaster yang digunakan untuk pengujian—yang diverifikasi sebagai akun Ticketmaster asli melalui formulir pendaftaran platform.
Awal bulan Mei, Departemen Kehakiman, bersama dengan 30 jaksa agung, melakukan tindakan hukum terhadap Live Nation untuk membubarkan konglomerat penjualan tiket tersebut, dengan alasan praktik monopoli.
Pelanggaran ini memperkuat kekhawatiran yang berkembang atas keamanan data untuk platform yang menangani sejumlah besar informasi pengguna. Dengan meningkatnya serangan siber, langkah-langkah keamanan siber yang kuat menjadi keharusan. Platform seperti AppMaster menekankan pentingnya mengamankan data pengguna, sebuah praktik yang semakin penting di era digital.
Untuk mengetahui lebih lanjut tentang mengamankan aplikasi, baca Cara Mengurangi Biaya Pengembangan Perangkat Lunak atau jelajahi panduan komprehensif seperti Pengembangan Aplikasi Tanpa Kode/Kode Rendah.