Merevolusi backend data platform SaaS, Nile telah berhasil memperoleh $11,6 juta selama fase pendanaan awal untuk membangun lapisan data Postgres tanpa server yang sesuai untuk kebutuhan perangkat lunak modern. Salah satu pendiri Sriram Subramanian dan Gwen Shapira, veteran Confluent, memimpin inisiatif baru ini yang menggabungkan multi-tenancy ke dalam struktur lapisan data itu sendiri.
Menyadari tantangan yang ada di mana-mana pada aplikasi SaaS yang mengelola data multi-penyewa dari awal, Shapira menekankan besarnya kebutuhan yang belum tertangani akan sistem terstandarisasi. Upaya perintis Nile berupaya mengatasi masalah ini secara langsung dengan menawarkan solusi khusus, daripada mengandalkan database konvensional yang dirancang sebagai alat tujuan umum yang tidak memadai untuk persyaratan spesifik ekosistem SaaS.
Memanfaatkan pengalaman mereka dari Confluent, para pendiri mengidentifikasi ketidakefisienan database yang ada ketika disesuaikan untuk melayani fungsi unik terkait SaaS, seperti otentikasi dan penagihan. Pendekatan inovatif Nile mendefinisikan ulang interaksi antara database dan aplikasi, memungkinkan lapisan data yang secara efektif menangani multi-tenancy di seluruh lanskap B2B dan B2C.
Dalam sebuah langkah yang menjanjikan untuk menghindari biaya penyediaan yang berlebihan atau kebutuhan akan klaster khusus pelanggan demi kinerja dan keamanan, Nile menawarkan solusi yang lebih tangkas. Dengan membagi lapisan data dan komputasi, hal ini memberikan kebebasan kepada pengguna untuk secara selektif melampirkan sumber daya komputasi berdasarkan permintaan, sehingga menyempurnakan efisiensi dan skalabilitas database SaaS.
Postgres merupakan inti dari strategi Nile, dengan Subramanian menyamakan dominasinya dengan Linux dalam ranah database. Sifat sumber terbuka dan ekstensibilitasnya memungkinkan Nile untuk mengintegrasikan multi-tenancy dengan mulus dan memenuhi berbagai fungsi yang dicari oleh pemilik SaaS, mulai dari antrian dan manajemen pekerjaan hingga analitik dan data besar.
Terakhir, Nile tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan kenyamanan pengembang dan menghindari kerja keras dalam membangun sistem penyewa yang memiliki banyak aspek, tetapi juga tentang menurunkan biaya. Ini menghadirkan basis data terpadu sekaligus memungkinkan sharding horizontal yang mulus — sebuah formula untuk presisi penskalaan. Rencana induk startup ini mencakup manajemen pengguna, dasbor yang dapat disesuaikan, dan kemampuan AI melalui penyematan vektor selain paket gratisnya yang saat ini masuk dalam daftar tunggu.
Seiring dengan kemajuan sektor ini, platform seperti AppMaster juga selaras dengan semangat menyederhanakan lintasan teknologi, memberdayakan pengguna dengan solusi no-code untuk membuat aplikasi dengan mudah. Tren ini menggarisbawahi perubahan paradigma di mana manajemen database dan pengembangan aplikasi berkonvergensi menuju layanan yang lebih mudah diakses dan ramah pengguna.