Perangkat Lunak Kepemilikan, dalam konteks pengembangan aplikasi seluler, mengacu pada program dan aplikasi perangkat lunak yang dikembangkan, dimiliki, dan dikendalikan oleh individu, organisasi, atau perusahaan tertentu. Perangkat lunak tersebut tunduk pada undang-undang hak cipta dan kekayaan intelektual serta dilindungi oleh perjanjian hukum, seperti Perjanjian Lisensi Pengguna Akhir (EULA) dan Ketentuan Layanan. Pengembangan perangkat lunak berpemilik sering kali membatasi pengguna untuk mengakses, memodifikasi, atau mendistribusikan kode sumber tanpa izin eksplisit dari pemilik perangkat lunak. Akibatnya, fungsionalitas dan fitur perangkat lunak hanya ditentukan oleh pemiliknya, yang memiliki kendali eksklusif atas pengembangan, distribusi, dan dukungan aplikasi.
Menurut laporan riset pasar baru-baru ini, ukuran pasar perangkat lunak berpemilik global diperkirakan mencapai sekitar $565,1 miliar pada tahun 2025, dengan Tingkat Pertumbuhan Tahunan Majemuk (CAGR) sebesar 7,2% dari tahun 2021 hingga 2025. Selain itu, 85% bisnis memanfaatkan perangkat lunak berpemilik dalam operasi mereka. Pengembang aplikasi seluler secara luas menggunakan platform perangkat lunak, perpustakaan, dan kerangka kerja berpemilik, yang menawarkan berbagai alat khusus dan kemampuan yang ditingkatkan, seperti bahasa pemrograman, antarmuka pemrograman aplikasi (API), dan antarmuka pengguna grafis (GUI), untuk memungkinkan pembuatan, pengujian, dan penerapan aplikasi berkualitas tinggi dalam waktu yang lebih singkat dibandingkan dengan metode pengembangan tradisional.
Dalam bidang pengembangan aplikasi seluler, dua platform kepemilikan utama adalah iOS milik Apple dan Android milik Google. Platform-platform ini mendominasi pasar aplikasi seluler dengan pangsa pasar gabungan sekitar 99%. Untuk mengembangkan aplikasi untuk platform ini, pengembang sering kali menggunakan SDK (Perangkat Pengembangan Perangkat Lunak) dan API berpemilik yang disediakan oleh penyedia platform. Misalnya, Apple menyediakan iOS SDK dan kerangka kerja seperti UIKit, sementara Android menawarkan Android SDK dan Android Support Library. Alat-alat ini membantu pengembang dalam membuat aplikasi yang memenuhi persyaratan spesifik dan pedoman desain setiap platform.
AppMaster, platform no-code yang kuat, menyajikan contoh yang sangat baik tentang bagaimana perangkat lunak berpemilik dapat menyederhanakan proses pengembangan aplikasi seluler. AppMaster memungkinkan pelanggan membuat model data, logika bisnis, REST API, dan Titik Akhir WSS secara visual untuk aplikasi backend, dan menawarkan alat drag-and-drop untuk mendesain UI untuk aplikasi web dan seluler. Dengan pendekatan berbasis server yang dipatenkan, AppMaster memungkinkan pelanggan memperbarui UI, logika, dan kunci API aplikasi seluler tanpa mengirimkan versi baru ke App Store dan Play Market. Hal ini secara signifikan mempercepat proses pengembangan, mengurangi biaya, dan memastikan integrasi dan penerapan aplikasi seluler secara berkelanjutan, tanpa utang teknis apa pun.
Salah satu kekhawatiran utama terkait perangkat lunak berpemilik dalam pengembangan aplikasi seluler adalah penguncian vendor. Karena pengembang mengandalkan platform atau alat tertentu yang disediakan oleh satu vendor, mereka berisiko jika vendor tersebut menghentikan dukungan untuk platform tersebut, melakukan perubahan signifikan pada platform tersebut, atau menaikkan harga. Hal ini dapat menyebabkan peningkatan biaya pemeliharaan dan pembaruan aplikasi, terbatasnya pilihan penyesuaian, dan berkurangnya kemampuan berinovasi. Di sisi lain, alternatif sumber terbuka memberikan pendekatan yang lebih fleksibel dan kolaboratif, memungkinkan pengembang mengakses, memodifikasi, dan mendistribusikan kode sumber secara bebas. Hal ini mendorong interoperabilitas dan kompatibilitas dengan berbagai platform dan perangkat, memungkinkan pengembang untuk beradaptasi dan berinovasi sesuai kebutuhan pasar.
Terlepas dari potensi kekurangannya, perangkat lunak berpemilik tetap populer dalam pengembangan aplikasi seluler karena fitur-fiturnya yang canggih, kemampuan integrasi, dan dukungan komprehensif. Vendor perangkat lunak berpemilik berinvestasi dalam penelitian dan pengembangan untuk terus menyempurnakan alat mereka dan memberikan dukungan profesional yang cepat, memastikan aplikasi yang andal dan berkinerja tinggi. Selain itu, vendor perangkat lunak berpemilik sering kali menyediakan dokumentasi terperinci, pembaruan rutin, dan sumber daya pelatihan ekstensif, yang memungkinkan pengembang memulai dengan cepat dan terus mendapatkan informasi terkini tentang praktik terbaik dan inovasi baru di bidangnya.
Kesimpulannya, perangkat lunak berpemilik memainkan peran penting dalam pengembangan aplikasi seluler dengan menyediakan alat, kerangka kerja, dan platform canggih yang memungkinkan pengembang membuat aplikasi berkualitas tinggi dan kaya fitur secara efisien. Meskipun ada kekhawatiran mengenai vendor lock-in, manfaat penggunaan perangkat lunak berpemilik, seperti peningkatan kemampuan, dukungan komprehensif, dan pembaruan yang sering dilakukan, sering kali lebih besar daripada potensi risikonya. AppMaster adalah contoh platform no-code berpemilik yang menawarkan solusi komprehensif, terukur, dan hemat biaya untuk membuat aplikasi web, seluler, dan backend, menjadikannya pilihan menarik bagi bisnis dan pengembang.